Golongan
VI A Te, Po,Uuh
(Telurium, Polonium,
Ununheksium)
Golongan
VIA atau yang biasa disebut dengan golongan kalkogen terdiri dari oksigen,
sulfur, selenium, telerium, polonium dan ununheksium. Pada golongan VIA ini seperti halnya dengan golongan yang lain
setiap unsurnya memiliki sifat kimia,
sifat fisika serta kegunaan yang berbeda. Dengan mempelajari sifat-sifat tiap
unsur tersebut, maka kita akan memperoleh pengetahuan mengenai pembentukan
suatu senyawa. Selain itu untuk keberadaannya di alam sangat bermacam-macam
yakni ada yang melimpah di alam dan ada pula yang langka misalnya selenium, tellurium dan Ununheksium (Keenan
dkk, 1984:265).
Unsur golongan VIA terdiri dari tiga
buah unsur nonlogam (oksigen, belerang, dan selenium), dua buah unsur metalloid
(tellurium dan polonium) serta sebuah unsur logam (ununheksium). Adapun yang
dimaksud metaloid menurut bahasa berasal dari bahasa Yunani: “metallon”
- logam, dan “eidos” – mirip, sehingga metaloid adalah kelompok unsur kimia yang memiliki
sifat antara logam dan non-logam. Unsur
metaloid sulit dibedakan dengan unsur logam, perbedaan utamanya yakni
umumnya metaloid adalah semikonduktor sedangkan logam adalah konduktor. Bahan yang bersifat semikonduktor ini tidak dapat
menghantarkan listrik dengan baik pada suhu yang rendah, tetapi sifat hantaran
listriknya menjadi lebih baik ketika suhunya lebih tinggi (Anynomous4,
2010).
Beberapa
sifat-sifat metaloid yaitu lebih rapuh dari pada logam, kurang rapuh
dibandingkan dengan non logam, beberapa metaloid berkilauan seperti logam, dan
berbentuk padat keperakan. Ada delapan unsur yang dikelompokkan
sebagai metaloid, yaitu boron (B), silikon (Si), germanium (Ge), arsen (As),
antimon (Sb), telurium (Te), polonium (Po), dan astatin (At). Dalam tabel
periodik, metaloid membentuk garis diagonal dari boron ke polonium. Unsur-unsur
di kanan atas garis ini termasuk non-logam sedangkan yang berada di kiri bawah
adalah logam (Anynomous4,
2010).
Oleh karena itu pada golongan VIA terdiri dari unsur-unsur logam, metalloid,
dan non logam, sehingga perbedaan
sifat tersebut menyebabkan titik leleh cenderung meningkat dari atas ke bawah
meskipun tidak teratur. Kecuali Oksigen, unsur-unsur segolongannya mempunyai
bilangan oksidasi genap +6, +4, +2, -2 dan
membentuk ikatan kovalen.
Sifat fisika golongan VIA
Tabel 2.1 Sifat fisika dalam golongan VIA di tunjukan sebagai berikut :
Sifat
keperiodikan
|
O
|
S
|
Se
|
Te
|
Po
|
Uuh
|
Nomor
atom
|
8
|
16
|
34
|
52
|
84
|
116
|
Konfigurasi
elektron
|
[He] 2s2
|
[Ne] 3s2
|
[Ar] 3d10
|
[Kr] 4d10
|
[Xe] 4f14
|
|
Valensi
|
2p4
|
3p4
|
4s2 4p4
|
5s2 5p4
|
5d10 6s2 6p4
|
6d10
7s2 7p4
|
Jenis
|
Nonlogam
|
Nonlogam
|
Nonlogam
|
Metaloid
|
Metaloid
|
Dugaan Logam
|
Wujud
(25oC)
|
Gas
|
Padatan
|
Padatan
|
Padatan
|
Padatan
|
Dugaan padat di 298
K
|
Densitas
(g/cm3) pada 20oC
|
0,001429
|
2,07
|
4,79
|
6,24
|
9,4
|
Belum diketahui
|
Titik
leleh (oC)
|
-218,4
|
115,21
|
217
|
449,5
|
254
|
Belum diketahui
|
Titik
didih (oC)
|
-182,7
|
444,6
|
684
|
989,9
|
962
|
Belum diketahui
|
Jari-jari
atom (pm)
|
65
|
109
|
122
|
142
|
153
|
Belum diketahui
|
Energi
ionisasi pertama (kJ/mol)
|
1.314
|
999
|
941
|
889
|
812
|
Belum diketahui
|
Energi
ionisasi kedua (kJ/mol)
|
3.387
|
2.250
|
2.044
|
1.798
|
8.42
|
Belum diketahui
|
elektronegativitas
|
3,44
|
2,58
|
2,55
|
2,1
|
2,0
|
Belum diketahui
|
1.
Telurium (Te)
1.1
Sejarah
Telurium
dari bahasa Latin: tellus yang
artinya “bumi” , ditemukan pada tahun 1782 oleh Franz-Joseph
Muller von Reichenstein yang
berkebangsaan Hungaria di Romania.
Kemudian Pada tahun 1798, diberi nama “telurium” oleh Martin
Heinrich Klaproth yang
telah berhasil mengisolasinya (Anynomous1,
2008).
1.2 Sumber dan Kelimpahan
Dibumi kelimpahan Tellurium sangat sedikit dan jarang,
sebab hanya terdapat dengan konsentrasi yang rendah.Telurium lebih
sering ditemukan di alam sebagai senyawa
tellurida darih emas (kalaverit), dan terkadang bergabung dengan logam lainnya. Telurium juga didapatkan secara komersil dari lumpur
anoda yang dihasilkan selama proses pemurnian elektrolisis tembaga panas.
Amerika Serikat, Kanada, Peru dan Jepang adalah penghasil terbesar unsur
ini. Kelimpahan unsur Se, Te, dan Po sangatlah langka.
Tabel 2.2 Kelimpahan unsur-unsur di kulit bumi, (by weight)
Unsur
|
Ppm
|
Kelimpahan relatif
|
O
S
Se
Te
|
455000
340
0,05
0,001
Sedikit
|
1
16
8
74
-
|
Ada 30 isotop telurium yang telah dikenali,
dengan massa atom berkisar antara 108 hingga 137. Dimana
Telurium di alam hanya terdiri dari delapan
isotop. Telurium dan senyawanya kemungkinan beracun dan harus ditangani dengan
hati-hati. Hanya boleh terpapar dengan telurium dengan konsentrasi serendah
0.01 mg/m3, atau lebih rendah, dan pada konsentrasi ini telurium memiliki bau
khas yang menyerupai bau bawang putih (Cotton,2007:
362).
1.3 Karakteristik
Telurium
Telurium memiliki warna putih keperak-perakan, dalam
keadaan murninya menunjukkan kilau logam, biasanya terbentuk dengan warna
abu-abu gelap dan bersifat semi-logam (metaloid). Cukup rapuh, agak beracun dan bisa dihaluskan dengan mudah. Telurium amorf
ditemukan pada pengendapan telurium dari larutan
asam tellurat. Telurium adalah sebuah semikonduktor yang
memiliki konduktivitas listrik sedikit meningkat bila terkena cahaya
(fotokonduktivitas). Bentuk dari senyawa ini masih dipertanyakan, amorf
atau terbentuk dari kristal. Ketika dalam keadaan cair
Teluriium bersifat korosif terhadap perak, tembaga, emas, timah dan unsur lainnya. Bila dipanasi di udara, telurium
terbakar dengan nyala biru kehijau-hijauan, membentuk senyawa dioksida (TeO2) (Lestari S.T. 2004:77).
1.4
Sifat kimia
dan fisika
Simbol : Te
Nomor
Atom : 52
Massa
atom : 127.60 g/mol
Massa
Jenis : 6.24 g/cm3
Elektronegativitas : 2.1 (skala Pauling)
Elemen Klasifikasi : Metaloid
Bilangan oksidasi :
+2, +4 dan +6
Warna :
Putih Keperak-perakan
Struktur Kristal : Heksagonal
1.5 Ikatan
Telurium mempunyai keelektronegatifan yang
lebih rendah daripada oksigen yaitu sebesar 2.1, yang berarti bahwa
senyawaannya mempunyai sifat kurang ionik. Kestabilan relatif ikatannya kepada
unsur lain juga berbeda. Telurium memiliki ikatan kovalen (kJ mol-1),
yaitu:
1.
Te-H 240
2.
Te-O 268
3.
Te-F 335
4.
Te-Cl 251
5.
Te-Te 235
1.6 Struktur Kristal
|
|
Struktur
|
Heksagonal
|
|
a =
445.72 pm
|
b = 445.72
pm
|
|
c =
592.9 pm
|
|
α =
90°
|
|
β =
90°
|
|
γ =
120°
|
Atom S [Ne] 3s² 3p4, Se [Ar] 3d10
4s2 4p4, Te [Kr] 4d10 5s2 5p4,
memiliki 6 elektron di kulit terluarnya. Setiap akan mengikat dua atom lain
untuk memenuhi konfigurasi gas mulia dengan delapan elektron di kulit terluar
masing- masing. Ikatan semacam ini dapat dipenuhi dengan membentuk molekul
rantai spiral atau cincin di mana setiap atom berikatan dengan dua atom yang
lain dengan sudut ikatan tertentu. Molekul rantai spiral atau cincin ini berikatan
satu sama lain dengan ikatan sekunder yang lemah membentuk kristal. Contoh
ikatan telurium yang membentuk spiral diberikan pada Gb 2.1 dibawah ini. Satu
rantaian spiral ikatan Te bergabung dengan spiral Te yang lain membentuk
kristal hexagonal.
Rantai spiral Te Hexagonal
Gambar 2.3 Rantai spiral Te membentuk kristal hexagonal
Dalam oleum S, Se, dan Te larut
memberikan larutan berwarna terang yang mengandung kation, di mana unsurnya
berada dalam suatu keadaan oksidasi pecahan. Garam kation-kation ini yang
mempunyai stoikiometri M42+, M82+,
dan M162+ telah diperoleh dengan oksidasi selektif
unsur-unsurnya dengan SbF5 atau AsF5 dalam cairan HF.
Sebagai contoh,
S8 + 3SbF6
= S82+ + 2SbF6− + SbF3
atau dengan reaksi
dalam lelehan AlCl3, misalnya,
7Te + TeCl4
+ 4AlCl3 = 2Te42+ + 4AlCl4−
Ion-ion S42+,
Se42+, dan Te42+ adalah segiempat
dan kemungkinan ada suatu system enam -
elektron kuasai-aromatik.
1.7 Persenyawaan
Telurium memiliki kesamaan kimia dengan
golongan unsur oksigen,
sulfur, selenium, dan polonium yaitu
sama-sama golongan kalkogen. Bentuk senyawanya mirip
dengan sulfur dan selenium. Telurium memiliki bilangan oksidasi, +2, +4 dan +6,
bilangan oksidasi yang umum +4. Contoh telurium yang memiliki bilangan oksidasi -2 adalah seng
telurida (ZnTe) yang dibentuk melalui pemanasan Telurium dengan Seng .
Zn
+ Te → ZnTe
ZnTe dapat bereaksi dengan asam
klorida menghasilkan hidrogen telurida (H2Te). Reaksinya yaitu:
ZnTe + 2 HCl → ZnCl2 + H2Te
Reaksi
Telurium :
1. Reaksi dengan Air (H2O)
Telurium dioksida bereaksi dengan air membentuk asam tellurous (H2TeO3).
TeO2 + H2O → H2TeO3
TeO2 + H2O → H2TeO3
Tellurium
tidak bereaksi dengan air dalam keadaan di bawah normal
2. Reaksi dengan Udara (O2)
Tellurium yang terbakar
di udara membentuk dioxide tellurium(IV) oxide (tellurium dioksida).
Te(s)
+ O2(g)TeO2(s)
3. Reaksi dengan Halogen
Telurium
juga bereaksi dengan unsur-unsur halogen Fluorin, Khlorin, Bromin, dan Iodin (F, Cl, Br, dan I ) membentuk
tetrahalida pada keadaan yang terkontrol.
Reaksinya adalah:
·
Pada suhu optimum dan pada tabung yang tertutup, telurium bereaksi
dengan Fluorin, Khlorin,
Bromin, dan Iodin membentuk Telurium halida:
Te(s) + F2(g)TeF2(l)
Te(s) +
Cl2(g)TeCl2(l)
Te(s) +
Br2(g)TeBr2(l)
Te(s) +
I2(g)TeI2(l)
·
Telurium bereaksi dengan gas fluorin pada T 150 ° C membentuk Telurium heksaflorida:
Te(s) +3F2(g)TeF6(l)
·
Telurium
bereaksi dengan
unsur halogen membentuk tellurium tetrahalida:
Te(s) + 2F2(q)
TeF4(s)
Te(s) + 2Cl2(q) TeCl4(s)
Te(s) + 2Br2(q) TeBr4(s)
Te(s) + 2I2(q)
TeI4(s)
Tabel 2.4 Pembentukan Senyawa
Telurium dengan Halogen
|
MX6
|
MX4
|
MX2
|
Te
|
TeF6
|
TeF4
TeCl4
TeBr4
TeI4
|
TeF2
TeCl2
TeBr2
TeI2
|
1.8
Isolasi
Senyawa Telurium dijual secara komersial, akan tetapi biasanya unsur
ini dibuat dengan mensintesis beberapa bijih tellurium dilaboratorium dimana
tellurium ini merupakan hasil sampingan dari pemurnian tembaga. Sedangkan proses ekstraksinya dengan melibatkan reaksi oksidasi dari
senyawa Natrium Karbonat. Reaksinya adalah :
Cu2Te
+ Na2CO3 + 2O2 → 2CuO + Na2TeO3
+ CO2
Na2TeO3
diasamkan dengan asam sulfat dan telurium presipitat keluar sebagai TeO2. Telurium
dipisahkan dengan melarutannya dalam NaOH (natrium hidroksida) dengan reaksi sebagai berikut:
TeO2 + 2NaOH
→ Na2TeO3 + H2O → Te + 2NaOH + O2
1.9
Kegunaan
· Telurium dapat memperbaiki kemampuan tembaga dan baja tahan
karat untuk digunakan dalam
permesinan.
· Pada Timbal yang ditambahkan Telurium dapat mengurangi reaksi
korosi oleh asam sulfat, dan juga memperbaiki
kekuatan serta kekerasannya.
· Digunakan sebagai pelapis besi pada menara pendingin.
· Telurium juga digunakan dalam campuran warna keramik.
1.10 Bahaya
dan Penanganan
· Telurium dan persenyawaannya kemungkinan bersifat racun dan harus ditangani dengan hati-hati. Paparan dengan telurium hanya diperbolehkan dengan
konsentrasi rendah yakni 0.01 mg/m3,
atau lebih rendah. Pada konsentrasi ini
tellurium memiliki bau khas yang menyerupai bawang putih.
·
Senyawa
telurium bersifat teratogenik
yakni dapat mempengaruhi kecacatan janin pada ibu
yang sedang hamil akan tetapi senyawa ini masih jarang ditemui sehingga jarang
terdapat kasus seperti itu.
· Senyawa ini dapat diserap ke dalam tubuh melalui
inhalasi dan akan menyebabkan bau nafas dan bau badan yang mengerikan.
·
Bila
dipanaskan sampai dekomposisi, klorida telurium dapat memancarkan asap beracun
dari tellurium.
2. Polonium (Po)
2.1 Sejarah
Polonium ditemukan di Pitchblende pada
1898 oleh Marie Curie seorang ahli kimia dari Perancis, dinamakan Polonium
sebab berdasarkan negara asalnya yakni Polandia. Polonium adalah suatu unsur
kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Po, nomor atom 84, dan
termasuk kelompok metaloid yang memiliki sifat kimia mirip dengan Telurium dan
Bismuth. Polonium merupakan unsur radioaktif yang terbentuk secara alami di
kerak bumi dan merupakan elemen pertama yang ditemukan berdasarkan sifat
radioaktifnya (Anynomous2,
2008).
Pada tahun 1898 Pierre Curie (1859-1906) dan Marie Curie nee
Sklodowska (1867-1934) menyelidiki bijih-bijih uranium dari Bohemia yang mengandung 75% uranium, dan mencatat bahwa senyawa ini memiliki radioaktivitas
lebih tinggi dari pada uranium yang terisolasi. Jadi mereka menganggap bahwa
itu berisi satu atau lebih elemen baru radioaktivitas yang tinggi. Pada Juli
1898 mereka membuat analisis lengkap dari bijih-bijih uranium, yang terbukti
sangat kompleks, karena beberapa unsur yang terkandung. Dua fraksi telah
meningkat radioaktivitas, salah satunya
berisi garam dari Bismuth, garam lain Barium. Dari fraksi Bismut produk mereka
terisolasi dengan radioaktivitas 400 kali lebih tinggi dari Uranium. Jadi
mereka simpulkan bahwa kegiatan ini disebabkan oleh adanya garam dari beberapa
logam diketahui sejauh ini. Mereka menamakannya Polonium untuk menghormati
penduduk asli tanah's Marie (Lat. Polonia - Polska).
Kemudian keberadaan Polonium dipertanyakan. Polonium
dianggap bentuk radioaktif dan Friedrich O. Vikram menyebutnya Radiobismuth
("Radiowismuth", 1899). Pada tahun 1902 Willy Marckwald (1864 -)
memverifikasi bijih-bijih uranium analisis dengan kuantitas besar mineral
(sekitar 2 ton). Dia mengisolasi fraksi Bismut dan mendeteksi unsur baru didalamnya
yang bernama Radiotellurium karena
ini sangat radioaktif dan memiliki sifat yang mirip dengan Tellurium. Garam
dari Radiotellurium adalah jutaan kali lebih aktif daripada Uranium dan 1000
lebih dari Polonium. Pada tahun 1889
Mendeleyev memprediksikan keberadaan suatu unsur dengan sifat tersebut dan pada
tanggal diasumsikan posisinya dalam sistem periodik bernama DVI-telurium (Dt).
Ernest Rutherford (1871-1937) kemudian mendirikan Radiotellurium
adalah salah satu produk peluruhan radioaktif dari keluarga Uranium, dan itu
bernama Radium-F (isotop yang paling stabil). Pada tahun 1905 menjadi jelas,
bahwa Polonium, Radiotellurium dan Radium-F adalah satu elemen yang sama,
memiliki alfa dan gamma/kisaran oleh emisi dan memiliki periode setengah hidup
dari sekitar 140 hari.
2.2 Sumber dan Kelimpahan Polonium
Polonium adalah unsur alam yang radioaktif dan
sangat langka yang ditemukan
dalam bijih Uranium. Polonium diproduksi sekitar
100 g tiap tahunnya. Polonium dapat
dihasilkan dengan pengolahan bijih uranium atau mineral, dimana bijih uranium
mengandung kurang dari 0,1 mg polonium-210 per ton. Awalnya, polonium-210
diperoleh dari biji yang kaya uranium dan ditemukan di Bohemia, tetapi juga
dapat diperoleh dari garam radium yang mengandung sekitar 0,2 mg per gram
radium (Cotton.2007: 363).
Untuk
mendapatkan unsur ini, para ahli melakukan penembakan bismut alam (209Bi)
dengan neutron, diperoleh 210Bi yang merupakan induk polonium.
Sejumlah milligram polonium kini didapatkan dengan cara seperti ini, dengan
menggunakan tembakan neutron berintensitas tinggi dalam reaktor nuklir. Reaksinya adalah:
209Bi+1n→210Po+
e-
Polonium ini dihasilkan selama peluruhan alami, dimana Uranium-238 dan
Polonium-210 secara luas didistribusikan dalam jumlah kecil di kerak bumi. Sebelum tahun 1944, Polonium belum diisolasi dalam bentuk murni atau dalam jumlah yang cukup besar. Oleh karena itu, setiap program yang melibatkan pemulihan, pemurnian, dan fabrikasi logam polonium dari berbagai sumber diperlukan pemahaman tentang sifat kimia, sifat fisika, dan metalurgi dari Polonium-210 (Cotton.2007: 363).
Polonium-210 secara luas didistribusikan dalam jumlah kecil di kerak bumi. Sebelum tahun 1944, Polonium belum diisolasi dalam bentuk murni atau dalam jumlah yang cukup besar. Oleh karena itu, setiap program yang melibatkan pemulihan, pemurnian, dan fabrikasi logam polonium dari berbagai sumber diperlukan pemahaman tentang sifat kimia, sifat fisika, dan metalurgi dari Polonium-210 (Cotton.2007: 363).
Pada
Februari 1949, operasi polonium dipindahkan dari Dayton untuk Mound (Moyer
1956) di atas. Saat ini, proses untuk memproduksi polonium-210 telah
diputuskan. Polonium-210 akan diproduksi oleh transmutasi bismut dengan
penembakan neutron.
Pada
1954, program Mound mulai menggunakan polonium-210 untuk mengubah energi nuklir
menjadi energi listrik useable. Aplikasi energi nuklir, menggunakan prinsip
termoelektrik, adalah menunjukkan bahwa tahun yang sama, dan pada bulan
Februari, Mound menerima direktif untuk membuat sebuah model bertenaga listrik
uap--tanaman polonium. Pada tahun 1956, sebuah desain konseptual untuk
menghasilkan bahan bakar boiler merkuri dengan polonium digambarkan. Po dapat
dipisahkan dengan penyubliman pada pemanasan.
2.3 Karakteristik Polonium
Polonium berwarna putih perak mengkilap setengah logam, memiliki sifat kimia yang
berkaitan dengan telurium dan bismut. Senyawa
yang tidak memiliki bau dan rasa ini sangat radioaktif dan sangat beracun. Sifat kimiawinya mirip dengan Te
namun dalam beberapa hal lebih “mirip logam”. Dalam keadaan gelap polonium memancarkan cahaya
kebiruan karena intensitas radiasi alfa merangsang gas di udara. Polonium dengan isotop 210 memiliki titik cair yang
rendah, mudah menguap dimana 50% polonium menguap di udara dalam 45 jam (kecuali dalam wadah yang tertutup) pada
suhu 55oC. Merupakan pemancar alpha dengan masa paruh waktu 138.39
hari. Satu milligram polonium memancarkan partikel alfa seperti halnya 5 gram
radium ( Achmad, 2001:195).
Energi
yang dilepaskan dengan pancarannya sangat besar (140 W/gram); dengan sebuah
kapsul yang mengandung setengah gram polonium mencapai suhu di atas 500oC.
Kapsul ini juga menghasilkan sinar gamma dengan kecepatan dosisnya 0.012
Gy/jam. Sejumlah curie (1 curie = 3.7 x 1010Bq) polonium mengeluarkan kilau
biru yang disebabkan eksitasi di sekitar gas.
Polonium mudah larut dalam asam encer,
tapi hanya sedikit larut dalam basa. Garam polonium dari asam organik terbakar
dengan cepat, selain itu halida amina dapat mereduksinya menjadi logam.
2.4 Sifat Kimia dan Fisika
Tabel 2.3 Beberapa Sifat Fisika Polonium
Simbol
|
:
|
Po
|
Volume Atom
|
:
|
22.7 cm3/mol
|
Massa Atom
|
:
|
210
|
Titik Didih
|
:
|
962
oC
|
Struktur Kristal
|
:
|
Monoclinic
|
Warna
|
:
|
Putih perak mengkilap
|
Selain beberapa sifat di atas,
beberapa sifat lain dari Polonium adalah:
Tabel 2.4. Sifat Polonium
Massa Jenis
|
:
|
9.4 g/cm3
|
Konduktivitas Listrik
|
:
|
0.7 x 106 ohm-1cm-1
|
Elektronegativitas
|
:
|
2,0
|
Konfigurasi Elektron
|
:
|
[Xe]4f14 5d10 6s26p4
|
Bilangan Oksidasi
|
:
|
+2, +4 dan +6
|
Konduktivitas Panas
|
:
|
20 Wm-1K-1
|
Potensial Ionisasi
|
:
|
8.42 V
|
Titik Lebur
|
:
|
254 0 C, 527 K
|
Polonium
terbukti mempunyai perilaku kationik, namun terdapat perubahan yang nyata dalam
sifat-sifatnya dengan kenaikan ukuran dan penurunan keelektronegatifan,
seperti:
a) Penurunan stabilitas hidrida H2X
b) Kenaikan sifat logam dari unsur-unsurnya sendiri
c) Kenaikan kecenderungan untuk membentuk kompleks anionik seperti
SeBr62-, TeBr62-,
PoI62-
2.5 Persenyawaan Polonium
1.
Reaksi dengan Air
Polonium tidak bisa bereaksi
dengan air
2.
Reaksi dengan Udara
Polonium terbakar dalam udara
dan menghasilkan Polonium(IV) dioksida
Po(s)
+ O2(g)PoO2(s)
3.
Reaksi dengan Halogen
Pada keadaan
tertentu, polonium akan bereaksi dengan klorin, bromine dan iodine untuk
membentuk tetrahalida.
Po(s) + 2Cl2(g)PoCl4(s)
Po(s) + 2Br2(g)PoBr4(s)
Po(s) + 2I2(g)PoI4(s)
Tabel 2.5 Pembentukan Senyawa Halogen
|
MX4
|
MX2
|
Po
|
PoCl4
PoBr4
PoI4
|
PoCl2
PoBr2
(PoI2)
|
4.
Reaksi dengan Asam
Polonium akan larut
dalam larutan asam klorida, asam sulfat, dan asam nitrat membentuk larutan yang mengandung Po(II).
2.6
Isotop
Ada
25 isotop polonium yang telah diketahui, dengan massa atom berkisar antara 192 – 218. Semua isotopnya bersifat radioaktif, akan tetapi
hanya tiga isotop yang memiliki waktu paruh yang cukup yakni polonium-218,
polonium-209 dan polonium210 . Polonium-210 (α, 138,4d) adalah yang
paling banyak tersedia, dimana secara
historis disebut “radium-F” yang merupakan isotop alami dan banyak digunakan. Waktu paruhnya
adalah 138 hari. Selain itu
Polonium-210 dapat dibuat dalam jumlah gram dengan radiasi Bi dalam
reactor nuklir (Cotton.2007:
363) :
209Bi(n, γ)210Bi β- 210Po
Isotop
dengan massa 209 (masa paruh waktu 103 tahun) dan massa 208(masa
paruh waktu 2.9 tahun) bisa didapatkan dengan menembakkan alfa, proton, atau neutron
pada timbal atau bismut dalam siklotron, tapi proses ini terlalu mahal sehingga
para ilmuwan jarang melakukan penelitian ini.
2.7 Kegunaan Polonium
·
Karena kebanyakan radiasi alfa dihentikan di sekitar
bahan padat sedangkan
wadahnya melepaskan energinya, sehingga polonium menarik perhatian untuk digunakan sebagai sumber panas yang
ringan sebagai sumber energi termoelektrik pada satelit angkasa.
·
Polonium dapat dicampur
atau dibentuk alloy dengan berilium untuk menghasilkan sumber neutron. Unsur
ini telah digunakan dalam peralatan untuk menghilangkan muatan statis dalam pemintalan
tekstil dan lain-lain. Namun sumber beta termasuk yang paling sering digunakan
karena tingkat bahayanya yang lebih rendah. Polonium yang digunakan untuk
tujuan ini harus tersegel dan terkontrol, sebab untuk mengurangi bahaya
terhadap pengguna.
·
Polonium terdapat dalam
mineral Uranium dan Tellurium sebagai produk rangkaian
peluruhan radioaktif.
2.8 Bahaya dan penanganan
·
Rusaknya jaringan makhluk
hidup karena penyerapan energi partikel alfa. Dalam hal ini Polonium-210 sangat
berbahaya untuk ditangani meski hanya sejumlah milligram atau mikrogram.
Sehingga diperlukan peralatan khusus dan kontrol yang ketat untuk menanganinya.
·
Batas penyerapan polonium
maksimum lewat jalan pernafasan yang masih diizinkan hanya 0.03 mikrocurie,
yang sebanding dengan berat hanya 6.8 x 10-12 gram. Tingkat
toksisitas polonium ini sekitar 2.5 x 1011 kali dari pada asam
sianida. Sedangkan konsentrasi senyawa polonium yang terlarut yang masih
diizinkan adalah maksimal 2 x 10-11 mikrocurie/cm3.
3.Ununheksium (Uuh)
3.1
Sejarah
Pada tahun 2000, peneliti asal
Rusia berhasil menghasilkan sejumlah senyawa kecil yakni ununheksium dengan
memborbardir senyawa kalsium dan kurium. Dan sejak itulah ununheksium dikenal
pertama kalinya. Awalnya, para ilmuwan di Lawrence Berkeley National Laboratory
mengklaim bahwa mereka telah mengidentifikasi ununhexium (289Uuh),
bersama dengan ununoctium (293Uuo) tetapi pernyataan ini
kemudian ditarik kembali . Peneliti di Dubna, Rusia telah berhasil mengulangi
percobaan asli mereka dan juga mengidentifikasi beberapa isotop baru ununhexium
pada tahun 2001 yang disebut "elemen super berat" pada bagian akhir
tabel periodik yang cukup menarik untuk beberapa peneliti. Akan tetapi hanya
beberapa ilmuwan yang tertarik dengan penelitian ini (Anynomous3, 2008 )
Ununheksium adalah nama sementara unsur
kimia dikonfirmasi dalam tabel periodik yang memiliki simbol Uuh sementara
dan memiliki nomor atom
116. Pada tanggal 1 Desember 2011, nama Livermorium adalah nama dari unsur kimia
dengan simbol Lv (nama sebelum
Ununheksium dan nomor atom 116) diambil dari proses persetujuan nama dalam IUPAC.
Hal
ini ditempatkan sebagai anggota terberat kelompok 6 A (VIA) meskipun isotopnya tidak cukup stabil, bahkan sampai saat ini
belum diketahui percobaan kimia yang memungkinkan untuk mengkonfirmasi
posisinya sebagai homolog berat untuk polonium. Hal Ini pertama kali dideteksi pada tahun 2000 dan
sejak ditemukannya unsure tersebut, sekitar 35 atom ununheksium telah diproduksi, baik secara langsung maupun
sebagai produk pembusukan ununoktium.
Berkaitan dengan peluruhan dari isotop
tetangga dengan massa 290-293. Isotop
yang paling stabil sampai saat ini adalah ununheksium-293 dengan waktu paruh lebih
dari ~ 61 ms.
3.2 Sumber , Kelimpahan dan Isolasi
Unsur Ununheksium ini tidak ditemukan di bumi secara bebas, selain
itu unsur ini termasuk unsur radioaktif dengan waktu paruh lebih pendek dari
bumi. Sehingga atom-atom dari unsur-unsur ini jika
terdapat di bumi, maka telah terjadi peluruhan. Unsur-unsur transuranium yang ditemukan dibumi
yang sekarang ini merupakan hasil sintesis melalui reaktor nuklir atau pemerceat partikel.
Elemen
ini tidak dapat diamati di alam secara bebas.
ilmuwan yang ingin belajar harus mensintesis dalam sebuah laboratorium.
Proses sintesisnya
yang mahal membuat ununheksium tidak mungkin diproduksi secara komersil.
Tampilan pertama ununheksium
di laboratorium terjadi pada tahun 2000, ketika para peneliti Rusia berhasil
menghasilkan sejumlah kecil dengan membombardir kalsium dengan Kurium.
Reaksinya adalah :
24896
Cm + 4820 Ca à292116
Lv + 4n
3.3 karakteristik Ununheksium
Ununhexium adalah suatu unsur kimia yang diduga
logam di alam, seperti halnya pada sifat unsur-unsur logam dalam kelompok
miskin di tabel periodik. Hal ini juga diklasifikasikan sebagai elemen
transactinide, artinya memiliki nomor atom yang sangat tinggi, sehingga menempatkannya di antara unsur-unsur terberat
yang dikenal manusia.
Seperti transactinide lain, ununhexium sangat
tidak stabil, yang ada hanya beberapa detik pada suatu waktu sebelum meluruh ke
dalam bentuk elemen yang lebih stabil dan Ununheksium juga radioaktif. Kedua sifat ini membuat Ununheksium sangat
menantang untuk dipelajari. Peralatan yang
sangat tepat dan canggih secara ilmiah
diperlukan ketika mempelajari unsur-unsur transactinide. Karena banyak unsur
yang digunakan untuk mensintesis unsur transactinide yang juga radioaktif, sehingga akses ke
fasilitas tempat sintesis tersebut dilakukan cenderung dikontrol ketat. Unsur
ini kadang-kadang dikenal sebagai "polonium eka-" sebab tidak memiliki
nama resmi, namun pada tahun 2008 diberi nama "ununhexium" yang
merupakan nama unsur sistematis yang diterapkan oleh Uni Internasional Kimia
Murni dan Terapan. Nama-nama ini digunakan untuk memastikan bahwa para ilmuwan
mengacu pada unsur-unsur secara sistematis sebelum mereka secara resmi diberi nama. Nama suatu unsur
biasanya disarankan oleh laboratorium yang menemukan, dan itu dapat mengambil
beberapa dekade untuk mengkonfirmasi penemuan dan menentukan siapa yang
mendapatkan penamaan kehormatan. Nama unsur sistematik referensi nomor atom
dari unsur-unsur mereka menggambarkan; ununhexium adalah elemen 116, dan
ununhex berarti "satu satu enam" dalam bahasa Latin. Untuk saat ini,
ununhexium dikenal sebagai "Uuh" pada tabel periodik.
3.4 Sifat Fisika dan Kimia
Sampai
saat ini belum diketahui sifat kimia dan fisika secara lengkap dari unsur
Ununheksium ini, karena penggunaanya yang terbatas pada kepentingan penelitian,
sekaligus sifatnya yang radioaktif dan sangat stabil.
Nama :
Ununheksium
Lambang :
Uuh
Nomor atom : 116
Deret
Kimia : Kimia Miskin
Golongan,
periode, blok : 16, 7, p
Jumlah elektron tiap kulit : 2, 8, 18, 32, 32, 18, 6
Bilangan
oksidasi : 2, 4
Jari-jari
kovalen : 175 pm
Ununheksium
memiliki 4 isotop yang diketahui setengah hidup, dengan nomor massa antara 290 - 293. Tidak ada yang
stabil (isotop yang paling stabil adalah 293 Uut, dengan waktu paruh
dari 61 ms).
Tabel
2.6. penentuan waktu paruh
Isotop
|
Waktu Paruh
|
293 Uuh
|
61 ms
|
292 Uuh
|
18 ms
|
291 Uuh
|
18 ms
|
290 Uuh
|
7,1 ms
|
3.5 Bahaya
dan Kegunaan
Berdasarkan
literatur yang di dapat, ununheksium tidak mempunyai aplikasi, karena senyawanya yang
tidak terdapat di alam secara bebas. Untuk mengetahuinya pun harus mensintesis
di laboratorium. Selain itu, ununheksium merupakan unsur sintesis dengan waktu
paruh yang sangat cepat sehingga tidak stabil, setiap jumlah unsur yang
terbentuk akan terurai menjadi unsur-unsur lain dengan cepat. Namun,
kemungkinan besar unsur ini berbahaya karena radioaktivitasnya (Anynomous3, 2008 ).
s
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, H.
2001. Kimia Unsur dan Radiokimia.
Bandung: Citra Aditya Bakti.
Anynomous1, 2008, http://www.chem-is- try.org/tabel_periodik/telurium/, diakses tanggal 8 Maret 2013.
Anynomous2, 2008, http://www.chem-is- try.org/tabel_periodik/ polonium /, diakses
tanggal 8 Maret 2013.
Anynomous3, 2008, http://www.chem-is-try.org/tabel periodik/ununhexium/, diakses
tanggal 8 Maret 2013.
Anynomous4,2010,http://www.Media Belajar
Online. Unsur metalloid.Blogspot.com/2013/01 Unsur metalloid. (diakses pada Maret 9 2013).
Cotton,F.A, Wilkinson, G. 2007. Kimia
Anorganik Dasar. Jakarta: UI Press.
Keenan Charles W, Kleinfelter
Donald C, Wood Jesse H. 1992. Ilmu Kimia
Untuk Universitas edisi keenam jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Lestari Sri S.T. 2004. Mengurai Sususnan Periodik Unsur Kimia.
Jakarta: Kawan Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar